Saya termasuk pengguna modem GSM 3G yang awalnya putus asa dengan koneksi internet. Sebabnya, sinyal yang didapat di rumah saya hanya GPRS. Padahal modem tersebut dan operatornya menyediakan koneksi HSDPA yang kecepatannya dua tingkat di atas GPRS.Setelah cukup lama merana cinta HSDPA, akhirnya saya memberanikan diri untuk membuat antena wajanbolic penguat sinyal 3G. Apalagi setelah saya tahu, tidak jauh dari area rumah (sekitar 2 km) ternyata ponsel saya mendeteksi adanya coverage 3G.Tutorial membuat antena wajanbolic penguat sinyal 3G/EVDO banyak bertebaran di internet. Ada pula sejumlah pihak, pribadi maupun perusahaan, yang menyediakan paket jadi wajanbolic.Saya awalnya berencana membeli paket wajanbolic. Namun, saya urungkan, karena dengan membeli saya tidak tahu ilmunya. Lagi pula tutorialnya banyak bertebaran di internet, dan sepertinya tidak begitu sulit membuatnya.
Alhamdulillah berkat dukungan Mas Nono Elsabarto dan Mas Alvian yang “mengajar” melalui Facebook, akhirnya wajanbolic saya sukses mengudara. Saya merasa punya kewajiban moral untuk membaginya kepada brother semua. Siapa tahu ada yang bernasib sama dengan saya dan tak perlu fakir sinyal berlama-lama. Semoga berguna.
Bahan Wajanbolic ( jan ambiak lo kuali dapua punyo amak ndak :D )
Mudah diperoleh:
- Wajan diameter 32 inchi atau lebih. (Harga Rp 30 ribu).
- Pipa PVC 4 inchi (sisa talang air).
- Dop pipa PVC 4 inchi 2 buah (Rp 8 ribu)
- Aluminium foil bungkus makanan. (Rp 10 ribu/gulung)
- Double tape untuk perekat aluminium foil di pipa
- Selotip 3M (pelindung sambungan kabel USB extender-UTP)
- Selotip bening (lebar 4 cm) untuk pelindung aluminium foil.
- Konektor N-female. (sekitar Rp 20 ribu)
- Kawat tembaga diameter 1-2 mm. (Dari sisa kabel listrik tunggal).
- Bracket antena. (Rp 5 ribu per buah)
- Plat L dudukan bracket. Bikin di tukang las Rp 5 ribu.
- Pigtail dan konektor RP-SMA. Sesuaikan dengan konektor antena modem. (Rp 100 ribu).
Kabel coaxial berkualitas. Saya pakai Kitani 5C. (Rp 5 – 8 ribu per meter).
- Kabel UTP berkualitas. Untuk USB extender. (Rp 5 ribu per meter)
- Kabel USB. (sekitar Rp 15 ribuan per buah).
- Thermofit/selang bakar. Untuk pelindung sambungan USB-UTP. (Rp 5 ribu per meter).
- Gergaji besi. Untuk memotong pipa.
- Bor. Untuk melubangi wajan.
- Penggaris. Untuk mengukur lokasi konektor.
- Solder dan timah.
- Tang lancip, tang potong.
- Cutter atau pisau lipat.
- Gunting.
- Kunci Inggris, kunci pas, dan semacamnya. Untuk mengencangkan bracket antena dan konektor.
Yang paling penting dari pembuatan wajanbolic ini adalah pengukuran secara presisi jarak titik fokus, panjang paralon (feeder), dan penempatan konektor untuk access point. Kalkulator hitungan dapat diunduh di sini. Satuan hitungan kalkulator ini adalah milimeter. Jadi, harap hati-hati dalam mengkonversi ke cm.
Lakukan penghitungan melalui kalkulator wajanbolic. Masukkan parameter seperti diameter wajan (D), kedalaman wajan (d), maupun titik fokus (f).
Dari hasil pengukuran itu, wajan saya yang berdiameter 32 cm (D) dan kedalaman 7,5 cm (d) didapat titik fokus 8,5 cm.
Sekarang kita mencari posisi RF Feed (bidang yang tertutup aluminium). Posisi RF feed adalah 3/4Lg. Dari hitungan kalkulator diperoleh panjang lapisan aluminium adalah 12,2 cm.
Panjang pipa yang dibutuhkan adalah f + 3/4Lg = 8,5 + 12,2 cm = 20,7 cm.
Potong pipa PVC sepanjang 20,7 cm. Tidak boleh kurang atau lebih.
Menentukan Posisi Konektor
Selanjutnya menentukan posisi N-female konektor. Jaraknya dari ujung pipa adalah Lg/4. Dari kalkulator diperoleh angka 4 cm.
Lubangi pipa PVC untuk posisi N-female konektor di posisi 4 cm dari ujung pipa.
Kemudian tinggi kawat tembaga yang disolder ke N-female konektor adalah L/4. Diperoleh angka 3 cm dari pangkal baut. Solder kawat tembaga di ujung N-female konektor.
Lapisan Aluminium
Lapisi pipa PVC dengan aluminium foil sesuai panjang yang telah dihitung (12,2 cm). Jika ada lakban aluminium lebih bagus. Karena sekitar rumah saya sulit mendapatkan lakban aluminium maka saya menggantinya dengan aluminium foil makanan. Rekatkan dengan double tape.
Setelah itu, lapisi dengan selotip bening agar aluminium foil tidak mudah terkelupas akibat cuaca.
Pasang N-female konektor yang telah disolder dengan kawat tembaga di lubang pipa.
N-female konektor tampak dalam.
Merakit Wajanbolic
Siapkan satu dop pipa PVC yang bagian dalamnya telah dilapisi aluminium foil/lakban aluminium. Pastikan pinggir sisi dop juga dilapisi aluminium yang nantinya bersentuhan dengan pipa PVC yang telah dilapis aluminium foil.
Pasang dop pipa PVC satunya lagi untuk dipasang di tengah wajan. Kemudian satukan pipa PVC dan kedua dop sehingga menyatu dengan wajan. Agar kuat, sambungan pipa dan dop dapat diberi lem pipa. Pasang bracket antena dan plat besi L di bagian belakang wajan.
Memasang Pigtail
Siapkan kabel coaxial dan pigtail yang nantinya terhubung ke colokan antena eksternal modem. Pemasangan konektor RP-SMA ke pigtail harap dilakukan hati-hati.
Itu karena klem kabel hanya dapat dilakukan sekali tekan menggunakan tang. Jika meleset, akibatnya harus beli satu set konektor RP-SMA lagi. Selanjutnya pigtail dipasang ke colokan eksternal antena modem
Mengarahkan Antena
Siapkan tiang untuk menegakkan wajanbolic. Bambu juga dapat digunakan. Cari yang lurus dan kokoh. Saya menggunakan bambu sepanjang 8 meter. Wajanbolic saya pasang mendekati ujung bambu.
Setelah antena tegak dan stabil, colokkan pigtail ke modem dalam kondisi komputer dan software modem menyala. Putar antena wajan hingga mendapat sinyal terbaik (HSDPA/EVDO) dari BTS.
Lebih baik jika kita lebih dahulu tahu dimana BTS yang “disangka” sebagai pemancar sinyal 3G/HSDPA/EVDO.
Stabil itu Mutlak
Tidak selamanya sinyal terbaik itu fullbar. Tergantung dari kondisi geografis dan lingkungan kita, seperti; terhalang bangunan, bukit, atau pohon tinggi. Jika kita hanya mendapat 3 bar namun stabil, itu lebih dari cukup. Pengalaman saya yang hanya mendapat 3 bar sinyal HSDPA, namun stabil, terbukti mumpuni menjelajah, menampilkan video, dan mmengunduh situs-situs kelas berat seperti youtube dan semacamnya.
Solusi Modem Panas
Salah satu kelemahan modem ZTE MF622 yang saya gunakan adalah cenderung panas dalam jangka waktu lama. Untuk mengurangi panas, modem itu saya bungkus aluminium foil.
Nantinya akan saya pasang heatsink bekas prosesor jadul atau IC. Seperti yang diposting Onno W. Purbo di sini.
Jika modem panas, meski sinyal HSDPA stabil, tetap tidak dapat terkoneksi. Solusinya, terpaksa memutus koneksi dan mematikan modem beberapa lama.
Memasang kipas angin rumah tangga terbukti ampuh mengurangi panas modem tanpa harus hang. Efek sampingnya, saya malah masuk angin.
Kuota Cepat Habis
Sejauh ini antena wajanbolic yang saya buat sejak 23 Februari silam cespleng dalam menjaring sinyal HSDPA.
Sebelum Menggunakan Wajanbolic
Setelah Memasang Wajanbolic
Efeknya, jatah 2GB per bulan dari operator selalu habis di dua minggu pertama awal bulan. Seterusnya terpaksa konek HSDPA dengan kecepatan 64Kbps hingga akhir bulan.