1. Ear bud atau ear phone pada pemutar musik (music player)
Ear bud
membuat suara menjadi lebih keras, sehingga untuk waktu lama dapat
memekakkan telinga. Selain itu, ear bud juga membuat perubahan dalam
sistem pendengaran. Bila orang terbiasa mendengarkan suara dari ear bud
yang dekat dan keras, maka besar kemungkinan ia sulit mendengarkan suara
pada level normal atau lembut.
2. Mobil terbuka (openkap)
Mengendarai
mobil openkap membuat orang harus mendengar suara dengan level 88-90
Decibel (Db). Sebagai perbandingan, percakapan normal berada kisaran 50
Db, jalan lalu lintas sekitar 70 Db, mesin pemotong rumput sekitar 90
Db. Paparan berulang dari suara di atas 85 Db diketahui dapat
menyebabkan kehilangan pendengaran permanen.
3. Obat-obatan
Salah
satu efek samping yang kurang dikenal dari beberapa jenis obat, seperti
obat nyeri, antibiotik tertentu dan obat kemoterapi berbasis platinum,
adalah gangguan pendengaran.
4. Rokok
Satu pembuluh darah
melayani koklea, yaitu organ telinga bagian dalam. Nikotin,
vasokonstriktor yang menyebabkan pembuluh darah sedikit menyusut, dapat
memiliki dampak yang luar biasa pada kapiler kecil yang melayani
telinga.
5. Pekerjaan
Bidang pekerjaan seperti musisi,
buruh pabrik, pekerja konstruksi dan pemadam kebakaran adalah beberapa
orang yang berisiko tinggi untuk terpapar konstan terhadap suara keras.
6. Diabetes
Diabetes
dapat menyebabkan penurunan aliran darah ke telinga. Pembuluh darah
sempit atau abnormal akibat diabetes dapat mencegah darah mencapai
koklea, juga dapat mencegah proses pembersihan racun. Ini memiliki
potensi untuk merusak sel-sel lembut di dalam telinga.
7. Anemia sickle cell
Orang
dengan anemia sickle cell sering mengalami kelelahan dan sakit karena
sel-sel darah merahnya cacat yang berbentuk sabit tidak bulat. Padahal
aliran darah normal penting untuk mencapai telinga.