Jika banyak negara masih berkutat pengembangan OS Android yang diaplikasikan ke smartphone, Jepang mampu menerbitkan teknologi canggih dengan mengembangkan robot manusia yang berjalan dengan sistem operasi Android. Dijuluki Android karena sistem Android pada robot dapat berdiri sendiri.
Pada 15 Juni 2013 kemarin di Global Futures 2045 International Congress, konferensi futuristis yang berfokus pada teknologi. Di ajang inilah Jepang memperkenalkan sebuah robot baru dengan sistem Android. Robot Android yang diciptakan oleh ilmuwan robot Jepang ini bukanlah robot yang memiliki rangka baja seperti yang biasa kita lihat. Lebih jauh ke depan, Robot ini sangat mirip sekali dengan manusia. Pakaian, rambut, kulit maupun wajah.
Seperti yang dilansir dari Yahoo, Ilmuwan robot Jepang Hiroshi Ishiguro, pimpinan Intelligent Robotics Laboratory di Osaka University, Jepang menggambarkan hasil karya itu sebagai android yang hidup. Namun di sana ada dua Hiroshi Ishiguro, yang hidup dan bernapas, dan yang satu lagu berupa robot.
Penampilan si robot manusia itu sangat mengejutkan. Bahkan yang lebih hebat lagi robot itu mampu melakukan gerakan terkecil serta mengedipkan mata. Selama beberapa tahun Ishiguro telah mengembangkan sejumlah robot yang mengagumkan. Robot yang dipamerkan di sana adalah bernama "Geminoid". Geminoid adalah sebuah android yang menyerupai manusia sungguhan yang dikendalikan dari jarak jauh oleh rekannya di belakang panggung. Ishiguro bergurau bahwa ia bisa menggunakan Geminoid untuk menggantikannya mengajar di universitas. Bahkan saking mirip dengan dirinya, orang-orang dapat menganggap robot Android itu sebagai dirinya sendiri, kata Ishiguro.
Selain robot Geminoid yang dipamerkan, Ishiguro juga mengatakan bahwa dia telah mengembangkan Geminoid lain, yang satu ini adalah android wanita yang bergaya, yang telah ia pamerkan di berbagai etalase toko pakaian. Selain memamerkannya, Ishiguro juga membawa robot-robotnya berjalan-jalan sebagai bagian dari "teater android" yang berakting dengan ekspresi menyerupai manusia sungguhan. Teater Ishiguro bahkan pernah dipentaskan di sebuah gereja, membuat para penonton menyamakan sebuah robot perempuan sebagai seorang martir.