Mengapa kongres ini menggunakan kata “Zion”? Karena kata ini memiliki makna yang sangat penting, bahkan pada akhirnya sangat politis, karena Zion adalah nama sebuah bukit karang di sebelah barat kota Yerusalem, yang diyakini kaum Yahudi sebagai lokasi dimana King Solomon (Nabi Sulaiman as) membangun istananya yang megah, penuh dengan harta kekayaan, benda-benda mistis yang terkait erat dengan kehidupan bangsa Yahudi di zaman Nabi Musa as, yakni Tabut Suci, dan benda-benda yang terkait dengan kepercayaan Yahudi, Kabbalah.
Kata Zion pertama kali ‘dipolitisasi’ oleh Nathan Bernbaum pada 1 Mei 1776, atau hanya dua bulan setelah kemerdekaan Amerika Serikat pada 4 Juli 1776. Oleh tokoh Yahudi itu, kata Zion dijadikan nama gerakan untuk mewujudkan The Promise Land dimana bangsa Yahudi dapat kembali bermukim di Palestina sebagai sebuah bangsa, dan menjadikan kota Yerusalem sebagai ibukota negaranya. Maka untuk kepentingan ini, kata nama Zion pun dipanjangi menjadi Zionisme.
Ide Nathan ini disambut sangat positif oleh para tokoh dan petinggi Yahudi, termasuk yang menjadi dedengkot Freemasonry-Illuminati. Namun demikian sejarah mencatat, meski Zionisme merupakan buah fikiran Nathan, tokoh Yahudi yang mencetuskan gagasan untuk mendirikan Negara Israel di Palestina adalah Yahuda al-Kalaj. Dalam buku berbahasa Ibrani dengan judul Derishat Zion yang diterbitkan pada 1826, Izvi Hirsch Kalischer antara lain menulis begini ; “Saat itu para tokoh Yahudi bukannya tidak faham bahwa tanah Palestina sebenarnya bukan merupakan hak milik mereka, namun karena Talmud, kitab bikinan para pendeta Yahudi, menyatakan tanah Palestina sebagai Tanah Yang Dijanjikan (The Promise Land) bagi bangsa Yahudi, maka tanpa reserve mereka pun mengikutinya”.
Moses Hess, seorang Yahudi Jerman, menanggapi gagasan al-Kalaj dengan memberikan gagasan, bahwa untuk dapat menguasai Palestina, kaum Yahudi harus menggandeng orang-orang Barat yang memiliki kepentingan yang sama untuk kembali ke Palestina setelah kekalahan memalukan atas kaum Saracen yang dipimpin Salahuddin Al Ayyubi. Dalam buku Zionisme : Gerakan Menaklukkan Dunia, ZA Maulani mengatakan, bahwa ide Hess ini didukung beberapa kolonialis Barat dengan pertimbangan, antara lain, saat itu Eropa sedang melakukan konfrontasi dengan Turki Utsmaniyah di Timur Tengah, dan Eropa juga membutuhkan ‘satu benteng’ di sana yang dapat dimanfaatkan untuk menjaga dan melindungi kepentingannya di negara-negara kaya minyak itu. Yahudi bersedia mendukung para kolonialis Eropa, dan bahkan menganggap, dendam Perang Salib yang belum terbayarkan, kini menemukan momentumnya.
Theodore Hertzel. (int) |
Untuk dapat mendirikan Negara Yahudi di tanah Palestina, menurut Hertzel, harus dilakukan dengan cara-cara demokratis. Hal-hal yang harus dilakukan di antaranya, memenuhi tanah Palestina dengan orang Yahudi, sehingga Yahudi menjadi mayoritas; menjadikan warga Pelestina sebagai warga minoritas dengan berbagai cara, seperti pembersihan etnis, perang, penyebaran penyakit, pembukaan lapangan kerja di negara-negara tetangga sehingga warga Palestina bekerja di sana, dan sebagainya. Bahkan dengan berani Hertzel menemui Sultan Abdul Hamid II selaku pemilik otoritas Palestina karena ketika itu Palestina memang berada di bawah kekhalifahan Turki Utsmaniyah, dan meminta agar tanah Palestina diserahkan kepada Yahudi dengan imbalan bantuan dana dalam jumlah yang sangat besar dari para kapitalis Yahudi. Namun permintaan Hertzel ditolak mentah-mentah oleh Sultan. Bahkan penguasa kekhalifahan Turki Utsmaniyah itu berkata begini ; “Jangan lagi engkau membicarakan soal ini. Saya tidak akan menyisihkan sejengkal pun tanah Palestina, karena tanah itu bukan milik saya, tetapi milik rakyat. Rakyat saya berjuang untuk mendapatkan tanah itu dan menyuburkannya dengan darah mereka … Biarkanlah orang Yahudi menyimpan uang mereka yang berjuta-juta banyaknya di peti mereka”.
Ucapan Sultan membuat Hertzel tersinggung. Peristiwa inilah yang mengilhami Hertzel untuk mengumpulkan tokoh Yahudi dari seluruh dunia dalam kongres di Bassel. Tujuannya, tentu saja untuk mencari solusi agar Negara Israel benar-benar dapat didirikan di Palestina. Sebenarnya, ketika kongres sedang dipersiapkan, Konspirasi Yahudi Internasional mengirimkan tiga orang utusan untuk menemui Sultan Abdul Hamid II, yakni Mezrahi Krazu, Jack, dan Lion, dengan misi meminta izin kepada Sultan agar kaum Yahudi diizinkan berziarah ke Palestina dan mendirikan perkampungan kecil di dekat Yerusalem. Jika Sultan mengizinkan, maka Konspirasi akan melunasi seluruh utang pemerintahan Sultan, mendanai pendirian armada laut, dan memberikan kredit sebesar 35 juta lire uang emas tanpa bunga untuk menggairahkan perekonomian kekhalifahan Turki Utsmaniyah. Namun lagi-lagi Sultan menolak.
Selama kongres digelar, 204 tokoh Yahudi yang hadir menyampaikan buah fikirannya. Rothschild bahkan menyampaikan dokumen Einige Originalschriften des Illuminaten yang disusun Adam Weishaupt, dan isi dokumen itu langsung ditanggapi secara positif oleh semua yang hadir, serta dibahas secara lebih mendalam. Bahkan disempurnakan. Menjelang kongres ditutup, dokumen itu dikukuhkan sebagai hasil kongres dan dinamai Protocol of The Learned Elder of Zion atau yang biasa disebut Protocol of Zions saja. Protocol of Zions ini menjadi pegangan bagi Konspirasi Yahudi Internasional untuk mendirikan Negara Israel di Palestina, dan menguasai dunia. Ini lah isinya ;
1. Manusia itu lebih banyak cenderung pada kejahatan ketimbang kebaikan. Sebab itu, Konspirasi harus mewujudkan ‘hasrat alami’ manusia ini. Hal ini akan diterapkan pada sistem pemerintahan dan kekuasaan. Bukankah pada masa dahulu manusia tunduk kepada penguasa tanpa pernah mengeluarkan kritik atau pembangkangan? Undang-undang hanyalah alat untuk membatasi rakyat, bukan untuk penguasa.
2. Kebebasan politik sesungguhnya utopis. Walau begitu, Konspirasi harus mempropagandakan ini ke tengah rakyat. Jika hal itu sudah dimakan rakyat, maka rakyat akan mudah membuang segala hak dan fasilitas yang telah didapatinya dari penguasa guna memperjuangkan idealisme yang utopis itu. Saat itulah, konspirasi bisa merebut hak dan fasilitas mereka.
3. Kekuatan uang selalu bisa mengalahkan segalanya. Agama yang bisa menguasai rakyat pada masa dahulu, kini mulai digulung dengan kampanye kebebasan. Namun rakyat banyak tidak tahu harus melakukan apa dengan kebebasan itu. Inilah tugas konspirasi untuk mengisinya demi kekuasaan, dengan kekuatan uang.
4. Demi tujuan, segala cara boleh dilakukan. Siapa pun yang ingin berkuasa, dia mestilah meraihnya dengan licik, pemerasan, dan pembalikkan opini. Keluhuran budi, etika, moral, dan sebagainya adalah keburukan dalam dunia politik.
5. Kebenaran adalah kekuatan konspirasi. Dengan kekuatan, segala yang diinginkan akan terlaksana.
6. Bagi kita yang hendak menaklukkan dunia secara finansial, kita harus tetap menjaga kerahasiaan. Suatu saat, kekuatan konspirasi akan mencapai tingkat di mana tidak ada kekuatan lain yang berani untuk menghalangi atau menghancurkannya. Setiap kecerobohan dari dalam, akan merusak program besar yang telah ditulis berabad-abad oleh para pendeta Yahudi.
7. Simpati rakyat harus diambil agar mereka bisa dimanfaatkan untuk kepentingan konspirasi. Massa rakyat adalah buta dan mudah dipengaruhi. Penguasa tidak akan bisa menggiring rakyat kecuali ia berlaku sebagai diktator. Inilah satu-satunya jalan.
8. Beberapa sarana untuk mencapai tujuan adalah: Minuman keras, narkotika, perusakan moral, seks, suap, dan sebagainya. Hal ini sangat penting untuk menghancurkan norma-norma kesusilaan masyarakat. Untuk itu, Konspirasi harus merekrut dan mendidik tenaga-tenaga muda untuk dijadikan sarana pencapaian tujuan tersebut.
9. Konspirasi akan menyalakan api peperangan secara terselubung. Bermain di kedua belah pihak. Sehingga Konspirasi akan memperoleh manfaat besar tetapi tetap aman dan efisien. Rakyat akan dilanda kecemasan yang mempermudah bagi konspirasi untuk menguasainya.
10. Konspirasi sengaja memproduksi slogan agar menjadi ‘tuhan’ bagi rakyat. Dengan slogan itu, pemerintahan aristokrasi keturunan yang tengah berkuasa di Perancis akan diruntuhkan. Setelah itu, Konspirasi akan membangun sebuah pemerintahan yang sesuai dengan Konspirasi.
11. Perang yang dikobarkan konspirasi secara diam-diam harus menyeret negara tetangga agar mereka terjebak utang. Konspirasi akan memetik keuntungan dari kondisi ini.
12. Pemerintahan bentukan Konspirasi harus diisi dengan orang-orang yang tunduk pada keinginan konspirasi. Tidak bisa lain.
13. Dengan emas, konspirasi akan menguasai opini dunia. Satu orang Yahudi yang menjadi korban sama dengan seribu orang non-Yahudi (Gentiles/Ghoyim) sebagai balasannya.
14. Setelah konspirasi berhasil merebut kekuasaan, maka pemerintahan baru yang dibentuk harus membasmi rezim lama yang dianggap bertanggungjawab atas terjadinya semua kekacauan ini. Hal tersebut akan menjadikan rakyat begitu percaya kepada konspirasi bahwa pemerintahan yang baru adalah pelindung dan pahlawan dimata mereka.
15. Krisis ekonomi yang dibuat akan memberikan hak baru kepada konspirasi, yaitu hak pemilik modal dalam penentuan arah kekuasaan. Ini akan menjadi kekuasaan turunan.
16. Penyusupan ke dalam jantung Freemason Eropa agar bisa mengefektifkan dan mengefisienkannya. Pembentukan Bluemasonry akan bisa dijadikan alat bagi konspirasi untuk memuluskan tujuannya.
17. Konspirasi akan membakar semangat rakyat hingga ke tingkat histeria. Saat itu rakyat akan menghancurkan apa saja yang kita mau, termasuk hukum dan agama. Kita akan mudah menghapus nama Tuhan dan susila dari kehidupan.
18. Perang jalanan harus ditimbulkan untuk membuat massa panik. Konspirasi akan mengambil keuntungan dari situasi itu.
19. Konspirasi akan menciptakan diplomat-diplomatnya untuk berfungsi setelah perang usai. Mereka akan menjadi penasehat politik, ekonomi, dan keuangan bagi rezim baru dan juga di tingkat internasional. Dengan demikian, konspirasi bisa semakin menancapkan kukunya dari balik layar.
20. Monopoli kegiatan perekonomian raksasa dengan dukungan modal yang dimiliki konspirasi adalah syarat utama untuk menundukkan dunia, hingga tidak ada satu kekutan non-Yahudi pun yang bisa menandinginya. Dengan demikian, kita bisa bebas memainkan krisis suatu negeri.
21. Penguasaan kekayaan alam negeri-negeri non-Yahudi mutlak dilakukan.
22. Meletuskan perang dan memberinya—menjual—senjata yang paling mematikan akan mempercepat penguasaan suatu negeri, yang tinggal dihuni oleh fakir miskin.
23. Satu rezim terselubung akan muncul setelah konspirasi berhasil melaksanakan programnya.
24. Pemuda harus dikuasai dan menjadikan mereka sebagai budak-budak konspirasi dengan jalan penyebarluasan dekadensi moral dan paham yang menyesatkan.
25. Konspirasi akan menyalahgunakan undang-undang yang ada pada suatu negara hingga negara tersebut hancur karenanya
Sumber : http://irengputih.com/mewaspadai-bahaya-freemasonry-9-kelahiran-protocol-of-zions/2332/